PERENCANAAN SDM


SDM

A. Pengertian Perencanaan SDM
            Menurut Hanggraeni (2012), perencanaan sumber daya manusia (HR Planning) adalah proses perkiraan atau peramalan (forecasting) akan kebutuhan sumber daya manusia di dalam sebuah organisasi (internal) dengan melihat ketersediaan sumber daya manusia baik di dalam organisasi maupun di luar organisasi (eksternal).
           Siagian (2016) mendefinikan PSDM sebagai langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna lebih menjamin bahwa organisasi tersedia tenaga yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan,  jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat, semuanya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan.

           Sedangkan menurut Sutrisno (2017), perencanaan sumber daya manusia (PSDM) merupakan fungsi utama yang harus dilaksanakan dalam organisasi, guna menjamin tersedianya tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai posisi, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat.
           Perencanaan SDM atau perencanaan tenaga kerja adalah suatu proses menentukan kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan, pengembangan, pengimplementasian, dan pengontrolan kebutuhan tersebut yang berintegrasi dengan rencana organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai secara tepat dan bermanfaat secara ekonomis (Mangkunegara, 2013).
           Secara singkat Hasibuan (2014) menyatakan bahwa perencanan sumber daya manusia adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan.
           Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan SDM adalah proses pemenuhan kebutuhan tenaga kerja pada waktu yang akan datang, secara tepat menurut kuantitas maupun kualitas, untuk menduduki berbagai jabatan dalam suatu organisasi, berdasarkan peramalan dan pengembangan serta memperhatikan ketersediaan SDM baik di dalam maupun di luar organisasi, untuk mencapai tujuan organisasi. Hal yang pokok dalam perencanaan SDM adalah terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja untuk menjalankan roda organisasi agar tujuannya tercapai.

B. Tujuan Perencanaan SDM
            Tujuan PSDM adalah menentukan jumlah SDM beserta karakteristiknya masing-masing (usia, pendidikan, keahlian, sifat, dsb.) yang dibutuhkan organisasi untuk mencapai tujuan. SDM merupakan kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu (Hasibuan, 2014). Setiap jabatan dalam pekerjaan memiliki persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh personel yang menangemban/ mengampu. Contoh: untuk menduduki jabatan pelaksana yang merupakan tingkat terendah jabatan administrasi dalam manajemen PNS, syaratnya adalah: 1) berstatus PNS; 2) memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah SLTA atau setara; 3) memiliki integritas dan moralitas yang baik; 4) memiliki kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar; 5) sehat jasmani dan rohani. Persyaratan atau kualifikasi SDM ditetapkan berdasarkan sifat dan karakter pekerjaan yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, perencanaan SDM harus sesuai dengan tujun.
           Hasibuan (2014) menguraikan tujuan dari perencanaan SDM sebagai berikut:
    1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam perusahaan.
    2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.
    3. Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
    4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, sehingga produktivitas kerja meningkat.
    5. Untuk menghindari kekurangan dan/atau kelebihan karyawan.
    6. Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.
    7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi (vertikal atau horizontal) dan pensiun karyawan.
    8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan.
           Jadi, pada dasarnya perencanaan SDM bertujuan untuk memenuhi sistem manajemen SDM sehingga organisasi dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan berhasil mendapatkan keuntungan yang maksimum. Kekuatan SDM harus diperhitungkan agar memberikan hasil maksimal dengan anggaran yang ada. SDM sebagai “mesin” organisasi harus dapat menggerakkan “roda organisasi” yang berupa berbagai usaha yang dijalankan dan dikembangkan, sehingga organisasi bergerak maju mencapai tujuannya yaitu keuntungan maksimum.
           Bagi organisasi non profit sekalipun, ia harus mampu menjalankan usahanya dengan sebaik-baiknya agar dapat mempertahankan keberadaanya. Jika pemberdayaan SDM tidak dikelola dengan baik, maka hanya akan menjadi “benalu” yang secara perlahan dapat mematikan organisasi itu sendiri. Oleh karena itu, perencanaan SDM harus dilaksanakan dengan semestinya agar benar-benar memberikan manfaat yang terbaik.
            Organisasi atau perusahaan yang menerapkan perencanaan dalam pengadaan sumber daya manusia akan mendapatkan berbagai manfaat. Siagian (2016) mengemukakan manfaat perencanaan SDM sebagai berikut:
    1. Organisasi dapat memanfaatkan SDM yang sudah ada dalam organisasi secara lebih baik.
    2. Melakukan perencanaan SDM yang matang, produktivitas kerja dari tenaga kerja yang sudah ada dapat ditingkatkan.
    3. Perencanaan SDM berkaitan dengan ketentuan kebutuhan tenaga kerja di masa depan.
    4. Penangan informasi ketenagakerjaan agar dapat memanfaatkan tenaga kerja yang ada secara maksimal.
    5. Memahami situasi pasar kerja.
    6. Merupakan dasar bagi penyusunan program kerja bagi satuan kerja yang menangani sumber daya manusia dalam organisasi.
            Intinya, manfaat perencanaan SDM adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendayagunaan SDM, menyelaraskan aktivitas SDM, meningkatkan kecermatan dan penghematan pembiayaan, mendorong usaha menciptakan dan menyempurnakan sistem informasi SDM dan meningkatkan koordinasi antar manajer unit kerja/ depeartemen. Jika suatu organisasi tidak mampu melaksanakan perencanaan SDM dengan semestinya, kemungkinan yang akan terjadi adalah adanya ketidakefektifan dan ketidakefisienan seperti pemborosan biaya dan kinerja tidak maksimal yang disebabkan oleh ketidaksesuaian SDM yang ada dengan kebutuhan organisasi.

C. Komponen-komponen Perencanaan SDM
           Mangkunegara (2013) mengemukakan bahwa dalam perencanaan SDM ada 4 (empat) komponen yang perlu diperhatikan, yaitu tujuan, perencanaan organisasi, pengauditan SDM, dan peramalan SDM.
    1. Tujuan, yaitu menghubungkan sumber daya manusia yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa datang. Perencanaan harus memiliki tujuan sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilannya. Perencanaan SDM harus mengacu pada tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi.
    2. Perencanaan organisasi, yaitu hal yang organik dan berorientasi pada perubahan organisasi dan efektivitas manajemen. Perencanaan SDM adalah untuk memenuhi kebutuhan SDM di masa depan sehingga perencanaan organisasi merupakan unsur yang harus diperhitungkan.
    3. Pengauditan SDM, meliputi penelusuran secara normal dan sistematis mengenai efektivitas program kepegawaian. Audit merupakan penilaian menyeluruh sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam program kepegawaian menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan SDM sehingga pada masa depan tidak terjadi lagi penyimpangan-penyimpangan serupa.
    4. Peramalan SDM, yaitu memprediksi permintaan tenaga kerja di masa datang berkaitan dengan perubahan-perubahan. Perencanaan SDM merupakan suatu upaya untuk menyesuaikan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi seperti perubahan produksi dan pesaing sehingga berpengaruh terhadap kebutuhan SDM.
           Tujuan, perencanaan organisasi, audit SDM, dan peramalan SDM adalah bagian-bagian yang menjadi dasar dalam proses penyusunan perencanaan SDM. Tanpa adanya unsur-unsur tersebut, perencanaan SDM tidak akan berarti apa-apa karena perwujudannya tidak akan menjawab dan mengatasi permasalahan yang terjadi dalam organisasi.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan SDM.
           Dalam membuat perencanaan SDM harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Proses perencanaan sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam organisasi/perusahaan (internal) itu sendiri maupun faktor yang berasal dari luar organisasi (eksternal). Faktor-faktor tersebut adalah:

    1. Faktor Internal
               Faktor ini berkenaan dengan kondisi internal organisasi, baik berupa keputusan yang diambil oleh manajemen maupun kondisi karyawan yang secara umum terjadi pada semua organisasi. Faktor-faktor internal menyengkut hal-hal sebagai berikut:
        a. Keputusan-keputusan Organisasional
           Berbagai keputusan pokok organisasional mempengaruhi permintaan sumber daya manusia.
           1) Rencana strategis perusahaan adalah keputusan yang paling berpengaruh. Hal ini mengikat perusahaan dalam jangka panjang untuk mencapai sasaran-sasaran seperti tingkat pertumbuhan, produk baru, atau segmen pasar baru. Sasaran-sasaran tersebut menentukan jumlah dan kualitas karyawan yang dibutuhkan di waktu yang akan datang.
           2) Dalam jangka pendek, para perencana menterjemahkan rencana-rencana strategi menjadi rencana operasional dalam bentuk anggaran. Besarnya anggaran adalah pengaruh jangka pendek yang paling berarti pada kebutuhan sumber daya manusia.
           3) Begitu juga, reorganisasi atau perancangan kembali pekerjaan-pekerjaan dapat secara radikal merubah kebutuhan dan memerlukan berbagai tingkat keterampilan yang berbeda dari para karyawan di masa mendatang.
        b. Faktor Persediaan Tenaga Kerja
                   Permintaan sumber daya manusia dipengaruhi oleh kondisi pegawai/karyawan, seperti: pensiun, permohonan berhenti, dan kematian. Jika terjadi kondisi tersebut, maka dapat menaikkan kebutuhan personalia untuk menutupinya kembali agar proses operasional organisasi dapat terus berjalan secara lancer dan normal. Data-data masa lalu tentang faktor-faktor tersebut dan tren perkembangannya dapat digunakan sebagai pedoman perencanaan yang akurat.

    2. Faktor Eksternal
               Faktor ini merupakan faktor kondisi yang berada diluar kemampuan atau jangkauan organisasi/perusahaan. Faktor-faktor eksternal antara lain:
        a. Perubahan lingkungan
           Pada era globalisasi dan informasi, perubahan-perubahan lingkungan sulit diprediksi, baik dalam jangka pendek apalagi dalam jangka panjang. Kemudahan untuk mengakses informasi menyebabkan isu-isu ketenagakerjaan berubah dengan cepat.
        b. Perkembangan ekonomi
           Perkembangan ekonomi mempunyai pengaruh yang besar tetapi sulit diestimasi. Sebagai contoh: tingkat inflasi, pengangguran, dan tingkat bunga sering menjadi faktor penentu kondisi bisnis yang dihadapi perusahaan. Perusahaan bisa jadi hanya sedikit terpengaruh, tetapi bisa juga mengalami kesulitan luar biasa.
        c. Sosial, politik, dan hukum
           Kondisi sosial, politik, dan hukum mempunyai implikasi pada perencanaan sumber daya manusia melalui berbagai peraturan di bidang personalia, perubahan sikap dan tingkah laku manusia, dan sebagainya. Contoh: isu emansipasi wanita, dimana pergeseran peran wanita telah mengubah paradigma bahwa pencari nafkah bukan hanya laki-laki tetapi juga wanita. Pemanfaatan tenaga kerja wanita juga dibarengi dengan adanya regulasi yang menuntut organisasi/perusahaan memberikan hak-hak pekerja wanita seperti cuti melahirkan.
        d. Perkembangan teknologi
           Perkembangan teknologi di berbagai bidang menimbulkan gejolak sumber daya manusia. Hadirnya teknologi yang mempermudah pekerjaan berpengaruh pada kebutuhan SDM.
        e. Pesaing
           Para pesaing merupakan suatu tantangan eksternal lainnya yang akan mempengaruhi permintaan sumber daya manusia organisasi. Sebagai contoh: kasus pembajakan tenaga kerja --terutama di level manajer,  akan memaksa manajemen perusahaan untuk selalu menyiapkan penggantinya melalui antisipasi dalam perencanaan sumber daya manusia.

            Sedangkan Sutrisno (2017), menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan SDM sebagai berikut:
    1. Faktor internal, terdiri atas:
        a. rencana strategis
        b. anggaran
        c. estimasi produksi dan penjualan
        d. perluasan usaha atau kegiatan baru
        e. rancangan organisasi dan tugas pekerjaan
    2. Faktor eksternal, meliputi:
        a. situasi ekonomi
        b. sosial budaya
        c. politik
        d. peraturan perundang-undangan
        e. teknologi
        f.  pesaing
           Disamping faktor-faktor yang berpengaruh, ada pula yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan SDM yaitu adanya kepentingan individu, kepentingan organisasi/perusahaan, dan kepentingan nasional. Kepentingan-kepentingan tersebut berpengaruh terhadap kebijakan organisasi sehingga tidak dapat diabaikan.
           Kepentingan individu dapat membantu meningkatkan potensi, motivasi, dan kepuasan pegawai/karyawan yang akan berimbas pada kinerja. Sedangkan dari sisi organisasi adalah kepentingan untuk mendapatkan SDM yang memenuhi kualifikasi, sehingga jika perencanaan dilakukan dengan cermat maka kebutuhan baik dari segi kuantitas maupun kualitas akan dapat terpenuhi. Sedangkan kepentingan nasional yaitu meningkatkan produktivitas nasional. Organisasi/perusahaan dalam perencanaan SDM juga harus memperhatikan kepentingan terhadap serapan tenaga kerja di lingkungan dimana perusahan tersebut berada. Serapan terhadap tenaga kerja menjadi bagian dari pemerataan lapangan kerja yang akan mendorong peningkatan produktivitas nasional.

E. Tahap-tahap Perencanaan SDM.
           Dalam membuat perencanaan SDM ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan agar implementasinya menjadi lebih akurat sesuai tujuan dari perencanaan itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
    1. Perencanaan SDM harus dihubungkan dengan program dan kegiatan bisnis pada waktu yang akan datang.
    2. Ada persyaratan dan kualifikasi SDM yang jelas agar dapat digunakan dalam rekrutmen dan seleksi.
    3. Dalam proses perencanaan disertai prediksi permintaan dan ketersediaan tenaga kerja.
           Perlu diingat, bahwa tujuan perencanaan SDM adalah untuk mengisi kekosongan jabatan pekerjaan guna mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, jika prinsip-prinsip perencanaan SDM dilaksanakan dengan baik maka implementasi perencanaan SDM akan mendapatkan hasil yang maksimal. Pada ahirnya pemberdayaan SDM akan lebih efektif dan efisien sehingga organisasi mendapatkan keuntungan yang maksimal.
           Perencanaan SDM membutuhkan langkah-langkah yang tepat agar dapat menjadi organisasi modern. Perencanaan merupakan bagian dari manajemen organisasi, oleh karena itu fungsi-fungsi manajemen dalam perencanaan sumber daya manusia pun harus dijalankan. Fungsi manajemen dalam perencanaan tercermin dalam tahapan perencanaan SDM sebagaimana dipaparkan Jackson & Schuler (1990) dalam Sutrisno (2017), sebagai berikut:
    1. Pengumpulan dan analisis data untuk meramalkan permintaan maupun persediaan SDM yang diekspektasikan bagi perencanaan bisnis masa depan.
    2. Mengembangkan tujuan perencanaan SDM.
    3. Merancang dan mengimplementasikan program-program yang dapat memudahkan organisasi untuk pencapaian tujuan perencanaan SDM.
    4. Mengawasi dan mengevaluasi program-program yang berjalan.

           Sedangkan Rothwell (1995) dalam Sutrisno (2017) memaparkan tahapan perencanaan SDM sebagai berikut:
    1. Investigasi baik pada lingkungan eksternal, internal, dan organisasional.
    2. Peramalan (forecasting) atas ketersediaan penawaran (supply) dan permintaan (demand) SDM saat ini dan masa depan.
    3. Perencanaan bagi rekrutmen, pelatihan, promosi, dll.
    4. Utilisasi/penggunaan yang ditujukan pada kekuatan SDM (manpower) dan kemudian memberikan umpan balik (feedback) bagi proses awal.
           Dari kedua pendapat di atas, secara prinsip tahapan perencanaan SDM meliputi: 1) pengumpulan data; 2) peramalan; 3) perencanaan dan implementasi; dan 4) pengawasan dan evaluasi.

F. Kesimpulan
           Perencanaan SDM adalah proses pemenuhan kebutuhan tenaga kerja pada waktu yang akan datang, secara tepat menurut kuantitas maupun kualitas, untuk menduduki berbagai jabatan dalam suatu organisasi, berdasarkan peramalan dan pengembangan serta memperhatikan ketersediaan SDM baik di dalam maupun di luar organisasi, untuk mencapai tujuan organisasi.
           Perencanaan SDM bertujuan untuk memenuhi sistem manajemen SDM sehingga organisasi dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan berhasil mendapatkan keuntungan yang maksimum.
           Tujuan, perencanaan organisasi, audit SDM, dan peramalan SDM adalah bagian-bagian yang menjadi dasar dalam proses penyusunan perencanaan SDM. Tanpa adanya unsur-unsur tersebut, perencanaan SDM tidak akan berarti apa-apa karena perwujudannya tidak akan menjawab dan mengatasi permasalahan yang terjadi dalam organisasi.
           Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan SDM adalah faktor internal yang meliputi keputusan-keputusan organisasional serta ketersediaan tenaga kerja, dan faktor eksternal yang meliputi perkembangan lingkungan, perkembangan ekonomi, sosial-politik-hukum, perkembangan teknologi, serta pesaing.
           Tahapan perencanaan SDM meliputi: pengumpulan data, peramalan, perencanaan dan implementasi, serta pengawasan dan evaluasi. Tahapan perencanaan SDM merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun perencanaan SDM.
G. Saran
           Perencanan SDM merupakan salah satu fungsi manajemen SDM yang harus dijalankan agar kebutuhan dan ketersediaan SDM senantiasa tercukupi. Organisasi yang baik harus membuat perencanaan SDM untuk menjalankan serta mempertahankan organisasi sehingga dapat tercapai tujuan dengan baik.
           Perencanaan yang baik tidak akan membuahkan hasil yang baik jika tidak diimplementasikan dengan baik pula. Organisasi harus mengaplikasikan perencanaan SDM secara konsisten agar manajemen SDM berjalan dengan baik.



Belajar Animasi Sederhana

Aku Tak Pernah Lelah Berjalan Film-film animasi (kartun) dewasa ini sungguh sangat menakjubkan. Gambarnya begitu menakjubka...