Kepemimpinan
adalah
proses untuk memengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang
diperlukan dan bagaimana pekerjaan dilakukan secara efektif, serta proses untuk
memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan (Rivai, 2003).
Perilaku adalah apa yang seseorang lakukan dan apa yang orang lain terima atau rasakan dan menjadi sebuah tindakan (Monica, 1998).
Perilaku kepemimpinan adalah respon individu sebagai seorang motivator dalam suatu organisasi terhadap suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai dampak positif maupun negatif terhadap suatu organisasi (Depkes, 2008).
Perilaku adalah apa yang seseorang lakukan dan apa yang orang lain terima atau rasakan dan menjadi sebuah tindakan (Monica, 1998).
Perilaku kepemimpinan adalah respon individu sebagai seorang motivator dalam suatu organisasi terhadap suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai dampak positif maupun negatif terhadap suatu organisasi (Depkes, 2008).
Menurut Sunindhia (1993), pemimpin harus memiliki sifat dan syarat
yaitu:
- Peka terhadap iklim lingkungannya, harus mendengarkan saran-saran, nasehat-nasehat, dan pandangan dari orang-orang disekitarnya. Semakin banyak informasi yang dia dapatkan maka semakin mantap pandangannya secara situasional.
- Menjadi teladan dalam lingkungannya, paling sedikitnya dia harus menjadi suri teladan mengenai segala apa yang dia instruksikan, dia ajarkan, dan dia harapkan dari bawahannya/pengikutnya.
- Bersikap dan bersifat setia, setia kepada janjinya, setia kepada organisasinya, setia kepada bawahannya dan setia kepada pekerjaannya.
- Mampu mengambil keputusan, artinya: harus pandai, cakap dan berani mengambil keputusan setelah semua faktor relevan diperhitungkan. Berani dalam artian berani secara moril (moral courage) dengan penuh tanggung-jawab, dan tidak melarikan diri jikalau ada akibat-akibat yang meminta pertanggungjawaban mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan.
Peran
kepemimpinan seorang dalam organisasi menurut Anoraga
(2004), pemimpin sebagai:
- perencana
- pembuat kebijakan
- sebagai ahli
- sebagai pelaksana
- pengendali
- pemberi hadiah atau hukuman
- teladan dan lambang atau symbol
- tempat menimpakan segala kesalahan
- pengganti peran anggota lain
Kepemimpinan
yang efektif didasarkan pada pemikiran yang metodis, yaitu
pertama-tama diambil dari teori (apa yang terbukti efektif melalui sejumlah
besar penelitian) dan kemudian intuisi (apa yang terbukti efektif melalui
penelitian tentang pengalaman diri (Monica, 1998).
Metode penyelesaian masalah terdiri dari :
- Pengenalan masalah. Suatu masalah diidentifikasi melalui perbedaan antar apa yang sedang terjadi secara nyata (aktual) dalam suatu situasi dan apa yang seseorang inginkan untuk terjadi (optimal)
- Defenisi masalah. Setelah suatu situasi dikaji untuk menentukan area prioritas kebutuhan, untuk mengidentifikasi apakah kelompoknya sejalan dengan kebutuhan ini (aktual), dan untuk mengidentifikasi apakah keinginan seseorang relatif sesuai dengan kebutuhan ini (optimal), maka kemudian dapat ditetapkan suatu masalah (Monica, 1998).
- Analisa masalah. Setelah masalah diidentifikasi, maka masalah haruslah di analisa. Analisis akan menghasilkan tiga tujuan: 1) mengapa masalah terjadi; 2) menganalisa kemampuan kelompok untuk mencapai tujuan (tingkat kematangan); 3) menspesifikasi perilaku kepemimpinan yang tepat, yang diindikasikan oleh tingkat kematangan kelompok, yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan kelompok untuk mencapai tujuan.
Teori
Kepemimpinan Situasional adalah suatu pendekatan terhadap
kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan
situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini
menghendaki pemimpin untuk memiliki kemampuan diagnosa dalam hubungan antar
manusia (Monica, 1998).
Motivasi
kerja
menurut Hasibuan (2005) adalah pemberian daya gerak yang menciptakan kegairahan
kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala upayanya untuk mencapai suatu tujuan.
Teori
motivasi hirarki kebutuhan Maslow yaitu:
- Manusia adalah mahluk sosial yang berkeinginan; ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus-menerus, baru berhenti hingga akhir hayatnya tiba.
- Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.
Kebutuhan manusia diklasifikasi menjadi lima hierarki kebutuhan yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis (physiological needs)
KYaitu
sandang, pangan, air, udara, seks, istirahat, dan tempat tinggal. Keinginan
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis ini merangsang seseorang berperilaku dan
bekerja giat. Kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan utama, tetapi merupakan
kebutuhan yang bobotnya paling rendah (Hasibuan, 2005)
2. Kebutuhan Keamanan (safety needs)
Hersey
& Blanchard (1977) dalam Monica (1998) mendefenisikan kebutuhan keamanan
sebagai pelibatan dengan pemeliharaan diri di tempat kerja. Perlindungan
terhadap trauma fisik dalam lingkungan adalah suatu kebutuhan keamanan.
Kebutuhan keamanan merefleksikan kebutuhan akan keselamatan kerja dan merasa
terbebas dari kecelakaan kerja, keamanan kerja dalam pengoperasian alat-alat
canggih, penerangan di tempat kerja, kebebasan dari tekanan yang terus-menerus,
tunjangan tambahan, dan jaminan kerja (Daft, 2003).
3. Kebutuhan Sosial (social needs)
Hersey
& Blanchard (1977) dalam (Monica, 1998) secara kuat mengekspresi-kan
kebutuhan sosial sebagai hubungan interpersonal yang berarti. Suatu tingkat
kebutuhan sosial adalah mereka yang menikmati bekerja bersama dalam
kelompok-kelompok dan tim-tim, menganggap lingkungan kerja sebagai situasi
sosial, mengajak orang untuk merasa menjadi bagian dari kelompok kerja,
partisipasi dalam kelompok kerja, dan hubungan positif dengan pemimpin (Daft,
2003).
Hasibuan
(2005) menjelaskan kebutuhan sosial yang terdiri dari empat kelompok, yaitu:
- Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan ia hidup dan bekerja (sense of belonging).
- Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting (sense of importance). Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang ia tetap merasa dirinya penting. Karena itu dalam memotivasi bawahan pemimpin harus dapat melakukan tindakan yang menimbulkan kesan bahwa tenaga mereka diperlukan dalam proses pencapaian tujuan organisasi.
- Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of achievement). Setiap orang senang akan kemajuan dan tidak seorang pun yang menyenangi kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang.
- Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participating). Setiap bawahan akan merasa senang, jika ia diikutsertakan dalam berbagai kegiatan organisasi dalam arti diberi kesempatan untuk mengemukakan saran-saran dan pendapatnya kepada pemimpin mereka.
4. Kebutuhan Harga Diri (esteem of needs)
Adalah
kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan prestise dari
pimpinan ataupun dari rekan kerjanya. Idealnya prestise timbul karena adanya
prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. Akan tetapi perlu diperhatikan oleh
pimpinan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam jabatan organisasi maka
semakin tinggi pula prestisenya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (self-actualization needs)
Kebutuhan
ini merupakan tingkatan tertinggi. Menjadi kebutuhan mendesak apabila semua
kebutuhan lain telah terpenuhi. Ini melibatkan harapan seseorang untuk mencapai
potensi yang paling penuh (Monica, 1998).
KEKUASAAN
DAN POLITIK DALAM ORGANISASI _________________
Kekuasaan
adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan
kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang
atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai
dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo, 2002).
Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power)
a. Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi
individual dalam suatu organisasi. Kekuasaan ini dapat berasal dari:
- Kemampuan untuk memaksa (coercive power), kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk memberikan hukuman (akibat negatif) atau meniadakan kejadian yang positif terhadap orang lain. Pada suatu organisasi, biasanya seseorang tunduk pada atasannya karena takut dipecat, atau diturunkan dari jabatannya.
- Kemampuan untuk memberi imbalan (reward power), kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk mengendalikan sumber-daya yang dapat mempengaruhi orang lain, misalnya: ia dapat menaikkan jabatan, memberikan bonus, menaikkan gaji, atau hal-hal positif lainnya.
- Kekuatan formal (legitimate power), kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki posisi sebagai pejabat pada struktur organisasi formal. Orang ini memiliki kekuasaan resmi untuk mengendalikan dan menggunakan sumber-daya yang ada dalam organisasi.
b. Kekuasaan Personal (Personal Power)
adalah kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang
individu. Kekuasaan ini dapat berasal dari:
- Kekuasaan karena dianggap ahli (Expert Power), kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki keahlian, ketrampilan atau pengetahuan khusus dalam bidangnya.
- Kekuasaan karena dijadikan contoh (Referent Power), kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki sumber-daya, kepribadian yang menarik, atau karisma tertentu.
Organisasi
politik adalah organisasi atau kelompok yang bergerak atau
berkepentingan atau terlibat dalam proses politik dan dalam ilmu kenegaraan,
secara aktif berperan dalam menentukan nasib bangsa tersebut.
Richard
L. Daft mendefinisikan politik
organisasi sebagai kegiatan yang
melibatkan kegiatan memperoleh, mengembangkan dan menggunakan kekuasaan (power)
dan sumber daya lainnya guna mempengaruhi pihak lain serta menambah hasil yang
diharapkan tatkala terdapat ketidakmenentuan ataupun ketidaksetujuan seputar
pilihan-pilihan yang tersedia.
Politik adalah
penggunaan kekuasaan guna mempengaruhi
keputusan dalam rangka memperoleh hasil yang diharapkan.
Politik
tidak sama dengan kekuasaan dan pengaruh (influence). Ketiganya adalah
konsep berbeda dan berdiri sendiri. Power atau kekuasaan mengekspresikan
kapasitas individu untuk secara sengaja menimbulkan dampak pada orang lain.
Pengaruh (influence) adalah kemampuan membuat orang menuruti kehendak
pemberi pengaruh. Politik mendasarkan diri pada kekuasaan (kekuasaan), dan
kekuasaan ini tidak terdistribusi secara merata di dalam organisasi.
Eran Vigoda-Gadot merinci 6 dimensi perilaku
politik di diri individu yang mendorong munculnya kegiatan politik, yaitu:
1. Otonomi Pekerjaan. Semakin independen
karyawan dalam melakukan tugas, semakin mahir kemampuannya dalam menerapkan
pengaruh untuk tujuan mempromosikan keinginannya;
2. Masukan Keputusan. Keterlibatan dan
kerjasama dalam proses pembuatan keputusan membuat karyawan merasa terhubung
dengan organisasi, suatu perasaan tanggung jawab agar ia berfungsi lebih jauh,
dan keinginan menanam andil (jasa) guna mempertahankan daya saing organisasi.
Lebih jauh lagi, terbuka kesempatan yang mencukupi untuk memunculkan perilaku
politik yang berupaya memaksimalkan tujuan personal dan organisasi dan meraih
prestasi lewat pemberian pengaruh atas orang lain sehingga mereka akan
membantunya dalam merealisasikan tujuan individualnya maupun organisasi.
3. Kepuasan Kerja. Semakin puas
seorang karyawan, semakin ia percaya pada organisasi berikut seluruh proses di
dalamnya sehingga keterasingannya dari pekerjaan jauh berkurang. Kepuasan yang
ia rasakan di pekerjaan membentuk kepentingannya sendiri yaitu memelihara
status quo. Jika kepuasan kurang akan membawa individu bertindak dalam rangka
mempengaruhi pihak lain untuk mengubah keputusan-keputusan di dalam organisasi.
4. Status dan Prestise Pekerjaan. Status
dan prestise pekerjaan berhubungan dengan opini politik. Semakin besar keinginan
mengekspresikan opini, protes, dan secara aktif mengutarakan ide-ide yang ia
sukai. Tatkala pekerja punya status dan prestise profesional yang tinggi ia
juga akan menuntut aset-aset yang butuh dukungan dan perlindungan. Ia tidak
mengupayakan perubahan besar atas lingkungannya dan menggunakan keahlian
politiknya yang tinggi guna memelihara aset-aset pribadinya.
5. Hubungan Kerja. Hubungan yang
dekat antara satu individu dengan individu lainnya di lokasi kerja membawa pada
merembeskan pandangan satu sama lain di dalam organisasi, di mana terjadi
adaptasi persepsi, sikap dan perilaku politik mereka.
6. Unionisasi. Serikat pekerja
akan memutar gagasan, perilaku dan kebiasaan politik dari tingkat lingkungan
kerja hingga sistem politik nasional dan vice versa (demikian sebaliknya).
Orang yang cenderung terlibat dan aktif dalam komite pekerja umumnya mahir pula
dalam berpolitik.
KONFLIK
DAN NEGOSIASI __________________________________
Konflik adalah
suatu proses antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya menjadi
tidak berdaya.
Konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat maupun yang tidak pernah mengalami
konflik antar anggota atau antar kelompok masyarakat lainnya. Konflik akan
hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik yang dapat
terkontrol akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi
yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik.
Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan:
1. Disiplin
Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer
perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam
organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan
Kehidupan
Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai
tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang
berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan
bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
3. Komunikasi
Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang
terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan
menerapkan komunikasi yang efektif dalam
kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat
dijadikan sebagai satu cara hidup.
4. Mendengarkan secara aktif
Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola
konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki
pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah
mendengarkan.
KOMUNUNIKASI
DALAM ORGANISASI _________________________
Komunikasi
adalah
cara manusia berhubungan yang melibatkan pengertian atau maksud, dengan syarat
mereka perlu setuju dengan definisi istilah-istilah yang digunakan berdasarkan
sesuatu yang simbolik seperti isyarat, huruf, nomor dan perkataan yang
melambangkan ide-ide yang dapat menyampaikan maksud.
Unsur-unsur
komunikasi dalam organisasi:
1. Komunikator
(communicator) yaitu memberi berita ,dalam hal ini adalah orang yang berbicara,
pengirim berita atau orang yang memberitakan.
2. Menyampaikan
informasi atau berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan,
mengirim ataupun menyiarkan.
3. Berita-berita
(Message) yang disampaikan dapat dalam bentuk perintah, laporan atau saran.
4. Komunikan
(communicate) yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung yang
menerima informasi atau berita.
5. Reaksi
atau tanggapan (respon) yaitu dalam bentuk tanggapan atau reaksi.
Kelima unsur komunikasi tersebut merupakan kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila salah satu unsur tidak ada maka komunikasi tidak akan terjadi.
Kelima unsur komunikasi tersebut merupakan kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila salah satu unsur tidak ada maka komunikasi tidak akan terjadi.
Arah komunikasi
dalam organisasi
1. Komunikasi
dari atas ke bawah: komunikasi yang mengalir dari individu dengan tingkat
hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah
2. Komunikasi
dari bawah ke atas: komunikasi yang mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke
tingkat yang lebih tinggi dalam suatu organisasi.
3. Komunikasi
horizontal: komunikasi yang mengalir antar fungsi dalam suatu organisasi
4. Komunikasi
diagonal: komunikasi yang memotong antar fungsi dan tingkat dalam suatu
organisasi.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN _________________________________
Pengambilan
keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil
atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan
suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses
pengambilan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final.
Dasar-dasar
pendekatan pengambilan keputusan:
1. Intuisi
Pengambilan
keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif
sehingga mudah terkena pengaruh.
2. Pengalaman
Pengambilan
keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis,
karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat
diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang
yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan,
akan tetapi peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi
kini.
3. Fakta
Pengambilan
keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan
baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan
dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang
dibuat dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang
Pengambilan
keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap
bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih
rendah kedudukannya.
5. Logika/Rasional
Pada
pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan
bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil
atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
DESAIN
DAN STRUKTUR DALAM ORGANISASI ___________________
Struktur Organisasi adalah
Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada
perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Dalam
struktur organisasi tergambar bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara formal.
Ada enam elemen kunci
yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain:
- Spesialisasi pekerjaan, yaitu sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
- Departementalisasi, yaitu dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
- Rantai komando, yaitu garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
- Rentang kendali, yaitu jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
- Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
- Formalisasi, yaitu sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.
BUDAYA
ORGANISASI _____________________________________
Budaya organisasi
adalah totalitas nilai, simbol, makna, asumsi, dan harapan yang mampu
mengorganisasikan suatu kelompok orang yang bekerja secara bersama-sama.
Fungsi organisasi:
1. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat mem-peroleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
>>Berkaitan dengan orang-orang
yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan
untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi
perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya.
>>Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif
pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam
mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan
yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
Perubahan organisasi
disebabkan oleh adaya dua kekuatan yaitu kekuatan eksternal dan kekuatan
internal.
Kekuatan eksternal
|
Kekuatan internal
|
1. Kebudayaan
2. Pendidikan
3. Sosial
4. Politik
5. Ekonomi
4.
6. Teknologi
|
1. Kegiatan-kegiatan
karyawan
2. Tujuan
organisasi
3. Strategi
dan kebijaksanaa
4. Teknologi
|
Tahap-tahap Proses Perubahan:
1. Tekanan dan desakan
Proses
ini dimulai ketika manajemen puncak mulai merasa adanya kebutuhan atau tekanan
akan perubahan. Misalnya adanya perubahan penjualan, penurunan produktivitas
dan sebagainya.
2. Intervensi dan Reorientasi
Digunakan
untuk merumuskan masalah dan dimulai proses dengan membuat para anggota
organisasi memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut. Pihak-pihak luar
sering digunakan, juga staff internal yang mempunyai dan dipandang ahli serta
dapat dipercaya sebagai konsultan atau pengantar perubahan.
3. Diagnosa dan pengenalan masalah
Informasi
dikumpulkan dan dianalisa mana yang penting dan tidak penting.
4. Penemuan dan pengenalan masalah
Pengantar
perubahan mencoba menyelesaikan masalah-masalah yang diketemukan dan masuk akal
dengan menghindari “metode-metode lama yang sama”. Bawahan didorong dan diajak
untuk berpartisipasi, sehingga mereka lebih terikat pada serangkaian kegiatan.
5. Percobaan dan hasil
Pada
tahap keempat diuji dalam program-program yang berskala kecil dan hasilnya
dianalisa.
6. Pungutan dan penerimaan
Setelah
diuji dan sesuai dengan keinginan, harus diterima secara sukarela dan harus
menjadi sumber penguatan dan menimbulkan keterikatan pada perubahan.
Penanganan Penolakan Terhadap Perubahan:
1. Pendidikan
dan Komunikasi
Biasa
digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidakpastian informasi dan
analisis.
2. Partisipasi
dan Keterlibatan
Biasa
digunakan bila pengambilan inisiatif tidak mempunyai semua informasiyang
dibutuhkan umtuk merancang perubahan dan oranglain mempunyai kekuasaan untuk
menolak.
3. Kemudahan
dan Dukungan
Biasa
dilakukan bila orang-orang pendakkan karna masalah-masalah adaptasi atau
penyesuaian.
4. Negosiasi
dan Persetujuan
Biasa
digunakan bila banyak dari orang atau kelompok dengan kekuatan cukup besar
untuk menolak akan kalah dalm suatu perubahan.
5. Manipulasi
dan Bekerjasama
Biasa
digunakan bila taktik-taktik lain dirasa kurang bekerja maksimal dan di sisi
lain biaya atau cost yang dikeluarkan besar.
6. Paksaan
eksplisit dan implisit
Biasa
digunakan bila kecepatan adalah hal yang paling penting dan para pengusul
mempunyai kekuasaan yang besar.