LOGAWA OH LOGAWA


Sungai Logawa, sebuah sungai yang mengalir di kaki gunung Slamet bagian selatan dan melintasi desaku - Babakan. Dulu, sebagaian besar warga kampungku melakukan hajat keseharian mulai dari mandi, mencuci pakaian, mengambil air minum, bahkan mencari nafkah (mengambil batu/pasir) di sana. Karena masih berada di daerah hulu, airnya jernih dan arusnya cukup deras. Batu-batu besar menghampar di sepanjang sungai ini.


Seiring dengan perkembangan pola pikir warga dan perkembangan zaman, penduduk kampungku lambat laun tidak lagi mandi di sungai ini. Mereka telah memiliki kamar mandi di rumah masing-masing meskipun airnya tetap memanfaatkan air sungai ini. Air yang dialirkan melalui pipa-pipa paralon hingga sampai ke rumah-rumah warga.


Sekian lama setelah aku meninggalkan desaku dan hidup di parantauan, aku selalu merindukan gemuruhnya air sunga yang mengalir deras dan membentur bebatuan. Siang-malam dulu aku begitu akrab dengan suara gemuruhnya. Apa lagi kalau sedang banjir besar. Warna airnya menjadi kecoklatan karena bercampur tanah, dedaunan, dan ranting bahkan batang pohon dari hutan. Beberapa kali banjir besar bahkan pernah membuat rusak rel dan jembatan kereta api jalur Purwokerto - Cirebon di dekat stasiun Karang Gandul.

Hal unik mengenai sungai Logawa adalah tempat mengalir air setelah banjir besar selalu berpindah-pindah. Sungai ini cukup lebar, namun tidak seluruh bagiannya dilewati air. Hanya setengah hingga tiga perempatnya saja yang dilewati air ketika dalam kondisi normal (tidak banjir). Sebagian sisanya biasanya dipenuhi tumpukan batu-batu besar. Jika kondisi ini berlangsung cukup lama, maka rumput dan tanaman lain akan tumbuh di sana.

Batu-batu yang tak ada habis-habisnya menjadi berkah tersendiri bagi sebagian warga desa. Mereka mengambil dan mengumpulkan batu-batu dari sungai untuk dijual. Dulu hal itu dilakukan oleh penduduk dan nampaknya tidak menghawatirkan. Namun kini ada beberapa mesin penghancur batu berlokasi di dekat sungai. Tentu usaha itu dimiliki oleh orang luar desaku, orang-orang yang punya modal besar. Ini nampak menghawatirkan karena mereka mengambil sangat banyak, bahkan batu-batu yang sangat besar.

Setelah sekian lama, akhirnya aku kembali bisa menikmati dinginnya air sungai logawa. Aku mandi bersama anak-anakku. Istriku juga mencuci pakaian di sana meskipun sesungguhnya bisa dilakukan di rumah. Anak-anakku seperti tidak ada puas-puasnya bermain di sungai. Mereka membuat bendungan di tempat yang aliran airnya kecil dengan menumpuk-numpuk batu. Aku pun kembali mencoba melawan derasnya air yang masih bisa aku seberangi. Sungai ini sangat bersahabat dan selalu memberikan kebahagiaan bagi banyak orang. Aku tentu akan selalu merindukan sungai ini. Semoga air yang mengalir akan tetap bersih tanpa ada sampah-sampah seperti yang sering aku lihat di daerah perkotaan.

Belajar Animasi Sederhana

Aku Tak Pernah Lelah Berjalan Film-film animasi (kartun) dewasa ini sungguh sangat menakjubkan. Gambarnya begitu menakjubka...