Buka puasa bersama. Jika ini dilakukan sekedar berbuka (makan) bersama dengan menu yang lebih wah dari biasanya, maka apa relevansinya dengan hakikat berpuasa? Yang kutahu dari guruku dan beberapa penceramah kultum shalat tarawih, dengan berpuasa salah satu hakikatnya adalah kita bisa merasakan apa yang dirasakan oleh si miskin yang susah mendapatkan makanan.
Yang terjadi adalah umumnya melaksanakan puasa (Ramadhan) hanya mengganti waktu makan di siang hari menjadi malam hari. Dari terbit fajar hingga matahari terbenam menahan lapar dan haus, lalu makan sepuas-puasnya di malam hari. Berbuka dan sahur dengan menu yang cenderung lebih wah dari keseharian. Dan ini bahkan sering dijadikan alasan untuk menjaga stamina tubuh saat berpuasa. Astaghfirullah ....
Berbuka puasa bersama telah menjadi trend di bulan Ramadhan. Bersama teman sekantor, teman-teman sekolah, perkumpulan arisan, atau apa lagi lah bentuk perkumpulannya. Umumnya menu yang disajikan adalah menu ketering, restauran, atau menu-menu luar biasa lainnya. Yang jelas bukan kesederhanaan.
Barangkali masih ada baiknya jika mengundang anak-anak yatim, anak-anak jalanan atau para duafa untuk bersama-sama berbuka puasa. Apalagi jika ditambah dengan pemberian bingkisan sehingga membahagiakan mereka. Tapi jika hanya sekedar kumpul-kumpul dan makan bersama antar teman atau kolega, apa relevansinya dengan hakikat puasa itu sendiri?
_____________________________________
Son Aribisa | Ciputat, 18 Ramadhan 1432 H.
